RETAS.News, Internasional – CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan dirinya sudah tidak lagi menggunakan Google untuk mencari informasi. Hal itu disampaikan saat jamuan makan malam bersama sejumlah wartawan beberapa waktu lalu.
Seperti dilansir dari CNN Indonesia, Senin (18/8/2025), Altman mengaku bahkan tidak bisa mengingat kapan terakhir kali membuka Google.
Ia menegaskan sudah cukup lama menggantikan mesin pencari itu dengan produk perusahaannya sendiri, ChatGPT.
“Saya tidak lagi menggunakan Google. Saya benar-benar tidak bisa mengatakan kapan terakhir kali saya melakukan pencarian di Google,” ujar Altman, Jumat (15/8/2025).
Fenomena ini tidak mengejutkan. OpenAI kini menjadi salah satu pemain utama dalam perkembangan kecerdasan buatan (AI).
ChatGPT banyak dipakai sebagai alternatif mesin pencari tradisional, termasuk oleh penciptanya.
Meski bersaing di ranah AI, OpenAI tetap menggandeng Google Cloud sebagai penyedia infrastruktur komputasi bersama Microsoft dan Oracle.
Kemitraan itu bahkan disambut positif CEO Google, Sundar Pichai.
“Google Cloud adalah platform terbuka dengan sejarah panjang mendukung perusahaan, startup, hingga laboratorium AI. Kami bersemangat dengan kolaborasi ini, dan berharap hubungan ke depan makin kuat,” kata Pichai, dikutip Business Insider.
Sebagai informasi tambahan, GPT-5 resmi dirilis pada 7 Agustus 2025. Model terbaru yang kini menjadi otak ChatGPT itu diumumkan langsung oleh Altman.
Versi anyar ini diklaim membawa lompatan besar menuju pengembangan kecerdasan buatan umum atau Artificial General Intelligence (AGI).
Menurut Altman, GPT-5 tersedia gratis untuk publik tanpa perlu memilih model berbeda sesuai kebutuhan. Ia menyebutnya sebagai “peningkatan besar” yang membuat kembali ke GPT-4 terasa “menyedihkan.”
Namun, peluncuran ini menuai kontroversi. Sebagian pengguna menilai GPT-5 belum stabil dan lebih nyaman dengan GPT-4o.
Menyikapi hal itu, OpenAI membuka kembali akses GPT-4o agar tetap bisa digunakan luas.
Hadirnya GPT-5 semakin menegaskan ketatnya persaingan industri AI global.
Google, OpenAI, dan raksasa teknologi lain terus berlomba menghadirkan inovasi yang tidak hanya memudahkan pengguna, tetapi juga berpotensi mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi di masa depan.(*)
Comment