RETAS.News, Makassar — Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin menegaskan pembangunan kepemudaan harus diukur dari dampak nyata bagi anak muda, bukan sebatas program atau agenda seremonial.
Setiap kebijakan, menurutnya, wajib memberi manfaat langsung terhadap pengembangan potensi pemuda.
Hal itu disampaikan Munafri saat membuka kegiatan Launching Buku Tumbuh dan Bergerak dan dirangkaikan pembaruan perhitungan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP). Kegiatan ini, digelar Dispora Kota Makassar di Hotel Novotel Makassar, Kamis (18/12/2025).
Munafri menilai isu kepemudaan tidak bisa dilepaskan dari ukuran dampak kebijakan. Program pemerintah, kata dia, harus mampu menjawab kebutuhan riil pemuda dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam pembangunan.
“Bicara tentang kepemudaan, muaranya adalah apakah yang sudah kita lakukan hari ini memiliki dampak,” ujar Munafri.
Ia menyampaikan hasil penghitungan IPP Kota Makassar menunjukkan tren peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Capaian tersebut dinilai sebagai indikator bahwa berbagai program kepemudaan mulai memberi pengaruh positif terhadap aktivitas dan keterlibatan pemuda.
Salah satu kebijakan yang disebut berdampak langsung adalah kehadiran Makassar Creative Hub (MCH). Munafri menegaskan fasilitas tersebut tidak dibangun sebagai simbol, melainkan melalui kajian kebutuhan anak muda.
“MCH ini hadir melalui kajian yang matang untuk menjawab apa yang menjadi keinginan anak muda di Kota Makassar. Sampai hari ini, sudah puluhan ribu masyarakat yang memanfaatkan fasilitas ini,” ungkapnya.
Munafri menjelaskan, MCH telah berkembang menjadi ruang strategis peningkatan kapasitas dan keterampilan pemuda. Selain kegiatan lokal, fasilitas tersebut juga menjadi tuan rumah berbagai agenda nasional hingga internasional.
Pemkot Makassar, lanjut Munafri, berkomitmen memperluas akses ruang kreatif bagi generasi muda. Tahun ini, MCH bertambah satu lokasi di Jalan Nusantara. Pemerintah juga merencanakan penambahan dua MCH pada 2026 dan empat MCH baru pada 2027.
Seluruh fasilitas tersebut, menurutnya, dapat digunakan secara gratis sebagai bentuk keberpihakan pemerintah terhadap pengembangan kreativitas dan kapasitas pemuda.
“Kabar gembiranya, seluruh MCH yang digunakan oleh anak muda ini diberikan secara gratis,” tuturnya.
Munafri menekankan pembangunan kepemudaan tidak cukup berhenti pada penyediaan sarana. Pemberdayaan dan pelibatan aktif pemuda dalam struktur pembangunan daerah menjadi bagian penting yang harus dijalankan secara konsisten.
“Hal penting lainnya adalah bagaimana proses pemberdayaan itu bisa berjalan, bagaimana pemuda dilibatkan dalam struktur pembangunan dan diberikan ruang untuk aktif berpartisipasi dalam pembangunan Kota Makassar,” tegasnya.
Melalui pendekatan tersebut, Munafri berharap pemuda Makassar tidak hanya menjadi objek pembangunan, tetapi tumbuh sebagai subjek dan penggerak utama pembangunan kota.(*)
Comment