Konven GPIL 2025: Perdamaian Dimulai dari Moderasi Beragama

Sumber Foto : Humas Pemkot - Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin berfoto bersama para pendeta dan vikaris GPIL saat membuka Konven GPIL 2025 di Hotel Sorison, Jl. Jendral Sudirman, Sawerigading, Kota Makassar, Rabu (29/10/2025).

RETAS.News, Makassar — Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan pentingnya moderasi beragama dan toleransi untuk menjaga kedamaian di Kota Makassar.

Pernyataan itu disampaikannya saat membuka Konven Pendeta dan Vikaris Gereja Protestan Indonesia Luwu (GPIL) di Hotel Sorison, Jl. Jendral Sudirman, Sawerigading, Kota Makassar, Rabu (29/10/2025).

Munafri mengatakan, tokoh agama memiliki peran strategis dalam menjaga kerukunan dan merawat harmoni sosial.

“Hari ini, kita berkumpul bersama para pendeta dan vikaris GPIL se-Indonesia, yang merupakan ujung tombak dalam mewujudkan nilai toleransi di Kota Makassar,” ujar Munafri.

Ia menekankan, Pemerintah Kota Makassar berkomitmen menciptakan kehidupan sosial yang kondusif, adil, dan bebas diskriminasi berdasarkan agama, suku, maupun latar belakang.

Dengan mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk memperkuat solidaritas lintas iman.

“Perbedaan keyakinan tidak boleh memecah belah kita,” tegasnya.

Kemudian, Munafri menitipkan pesan kepada pendeta, vikaris, dan pimpinan sinode GPIL untuk terus menyebarkan pesan kedamaian dan menjaga tutur kata agar tidak menimbulkan konflik.

Menurutnya, toleransi bukan sekadar slogan, tetapi harus diwujudkan melalui kerja sama nyata antara pemerintah, lembaga, dan komunitas.

Konven GPIL menjadi momentum memperkuat peran gereja sebagai mitra strategis pemerintah dalam menjaga kerukunan dan membangun masyarakat damai.

Munafri menambahkan, kehadirannya dalam kegiatan lintas denominasi bertujuan menyatukan visi dan pemahaman bersama tentang toleransi.

Ketua Majelis Pekerja Sinode GPIL, Pdt. Isbon Nosi, mengapresiasi dukungan Pemkot Makassar. Ia menegaskan, Konven bukan sekadar agenda rutin, tetapi momentum strategis memperkokoh pelayanan gereja sesuai visi GPIL.

Saat ini, GPIL memiliki 119 jemaat dengan sekitar 20.000 warga tersebar di Jakarta-Tangerang, Makassar, Toraja Utara, dan Luwu Raya, yang dilayani oleh 57 pendeta aktif dan 16 vikaris.

Pdt. Isbon menekankan, kemandirian gereja penting, namun dukungan kemitraan tetap dibuka selama sejalan dengan nilai pelayanan. Ia menutup sambutannya dengan ucapan terima kasih kepada seluruh peserta dan pihak yang mendukung kegiatan.

“Konven ini mengingatkan kita untuk terus memperkuat gereja yang memelihara persekutuan, memiliki semangat pelayanan, dan tetap kokoh menghadapi perubahan zaman,” tandasnya.(*)

Comment