Makassar Baru Punya 11% RTH, Munafri Genjot Penghijauan lewat 1.000 Pohon Tabebuya

Sumber Foto : Humas Pemkot - Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, ikut menanam pohon tabebuya dalam kegiatan penghijauan yang digelar GPIB di Jalan Perintis Kemerdekaan, Sabtu (27/9/2025).

RETAS.News, Makassar – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan pentingnya menumbuhkan semangat toleransi serta kepedulian lingkungan demi mewujudkan kota yang asri dan nyaman.

Pesan itu ia sampaikan pada penanaman 1.000 pohon tabebuya, digelar Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) dalam rangka Musyawarah Pelayanan Selselbara, di Jl. Perintis Kemerdekaan, Sabtu (27/9/2025).

Turut hadir Ketua TP PKK Makassar Melinda Aksa, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Helmy Budiman, GM Claro Makassar Anggiat Sinaga, serta pengurus GPIB.

Munafri menekankan, penghijauan bukan sekadar memperindah kota, melainkan menjaga keseimbangan ekosistem.

“Kalau satu juta penduduk menanam satu pohon saja, kita sudah punya satu juta pohon baru di Makassar,” ujarnya.

Ia mengingatkan, Ruang Terbuka Hijau (RTH) Makassar baru mencapai 11 persen dari kewajiban 30 persen sesuai amanat undang-undang. Pemerintah kota, katanya, tak mungkin bekerja sendiri.

Sebagai langkah konkret, ia mewajibkan siswa SD dan SMP menanam minimal satu pohon.

Ia juga mendorong penanaman pohon endemik seperti copeng, kecapi, kersen, dan bune. Tabebuya dipilih karena estetis sekaligus mampu menyerap polusi.

Selain itu, Munafri menyoroti persoalan sampah. TPA Tamangapa dengan luas 19,1 hektare kini menampung 1.000–1.200 ton per hari dengan tumpukan setinggi 17 meter. Daya tampungnya diperkirakan hanya bertahan dua tahun lagi.

“Semua RT-RW wajib memiliki sistem pengolahan sampah, baik komposter, ekoenzim, budidaya maggot, maupun biopori,” tegasnya.

Pemkot akan menggandeng swasta melalui program CSR untuk penyediaan tempat sampah terpilah, agar warga terbiasa memilah sejak rumah.

Ketua Panitia, Kristin Sinaga, menegaskan penanaman tabebuya menjadi simbol kepedulian umat Kristen terhadap lingkungan sekaligus kontribusi bagi kota multibudaya.

“Tabebuya dipilih karena tahan cuaca, menyerap polusi, dan menghadirkan keindahan. Kami ingin mempercantik kota yang memberi ruang bagi semua,” jelasnya.

Dukungan datang dari Ketua TP PKK Makassar, Melinda Aksa, yang menyebut kegiatan ini wujud kebersamaan lintas agama dan latar belakang.(*)

Comment