RETAS.News, Majene — Menyusul lonjakan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sulawesi Barat, Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar mempercepat program Sekolah Siaga DBD bekerja sama dengan Dinas Pendidikan.
Program bertujuan menanamkan kebiasaan 3M Plus sejak usia dini serta mencegah penularan lewat intervensi di lingkungan sekolah.
Kegiatan awal meliputi pelatihan guru dan tenaga kependidikan tentang identifikasi gejala DBD, teknik pemberantasan sarang nyamuk, serta prosedur rujukan cepat bila ditemukan murid demam tinggi.
Sekolah juga diminta membentuk Satuan Tugas Kebersihan yang bertanggung jawab mengawasi potensi genangan dan wadah penampungan air setiap minggu.
“Kita harus mulai dari anak sekolah. Edukasi yang konsisten membuat perilaku pencegahan menjadi kebiasaan,” ujar Plt. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar, dr. Nursyamsi Rahim.
Ia menegaskan semua pihak sekolah, orang tua, dan petugas kesehatan memiliki peran jelas dalam memutus rantai penularan.
Selain edukasi, Dinkes menyalurkan paket pencegahan berupa larvasida dan panduan pengelolaan lingkungan ke sekolah-sekolah di zona risiko tinggi.
Tim kesehatan sekolah akan melakukan inspeksi berkala, mengawasi pemeliharaan kolam ikan pemangsa jentik, dan memastikan penggunaan kelambu pada ruang perawatan anak jika diperlukan.
Program ini selaras dengan upaya Panca Daya Sulbar Maju dan Sejahtera: memperkuat promotif dan preventif kesehatan agar sumber daya manusia Sulbar tetap produktif.
Pemerintah provinsi juga mendorong kolaborasi lintas sektor Dinas Perumahan, Lingkungan Hidup, serta kecamatan untuk pembersihan sarana umum dan drainase.
Dinkes mengimbau orang tua mendukung langkah sekolah dengan menerapkan 3M Plus di rumah, menguras, menutup, dan mendaur ulang, serta melaporkan jika ada anggota keluarga atau siswa yang menunjukan gejala demam berdarah.
Rujukan cepat dan deteksi dini, menurut dr. Nursyamsi, kunci menurunkan angka kematian.
Untuk mempermudah pelaporan, Dinkes membuka jalur komunikasi cepat melalui layanan kesehatan setempat dan posyandu.
Harapannya, dengan sinergi sekolah, keluarga, dan layanan kesehatan, penularan DBD di Sulbar dapat dikendalikan lebih cepat.(*)
Comment