Dari Puing Api ke Denting Kentongan: Wali Kota Makassar Hidupkan Kembali Pos Ronda

Istimewa : Aromi Sirajuddin

Istimewa : Aromi Sirajuddin

oleh : Aromi Sirajuddin (Barly)

RETAS.News, Makassar – Dulu, di sudut-sudut Kota Makassar setiap malam selalu terdengar bunyi kentongan dipukul berirama. Suara itu bukan sekadar tanda waktu, tetapi juga tanda kebersamaan.

Di pos ronda, para bapak duduk berjejer, menyeruput kopi panas, bercengkerama sambil menjaga kampung.

Anak-anak yang masih kecil sering ikut duduk, mendengar cerita tentang masa lalu, tentang bagaimana orang kampung saling menjaga dan saling percaya.

Ronda malam bukan sekadar kewajiban, tetapi tradisi. Sebuah budaya gotong royong yang melekat erat di masyarakat.

Saat itu, keamanan bukan hanya urusan aparat, melainkan urusan bersama. Semua warga punya andil, semua merasa memiliki.

Kini, setelah peristiwa 29 Agustus 2025 yang meninggalkan luka dan kesedihan di hati masyarakat Makassar, Wali Kota Munafri Arifuddin mengajak warga untuk menghidupkan kembali semangat itu.

Pos kamling bukan lagi sekadar cerita lama, melainkan napas baru untuk menjaga kota dari keresahan.

Di era modern ini, pos ronda mungkin terasa kuno, tetapi nilai kebersamaan dan persaudaraan yang terkandung di dalamnya tetap relevan.

Seperti zaman dulu, saat kentongan dipukul, bukan hanya tanda malam yang dijaga, tetapi juga tanda bahwa kita masih peduli satu sama lain.

Makassar butuh rasa aman, dan rasa aman lahir dari kebersamaan. Saat pos kamling kembali hidup, kita seperti kembali ke masa lalu, namun dengan semangat baru untuk masa depan.

Karena kota ini hanya akan kuat jika warganya bersatu, saling menjaga, dan tidak membiarkan Makassar berdiri sendirian.(*)

Comment