RETAS.News, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) catat 214 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras pada minggu keempat Agustus 2025, naik dari 200 kabupaten/kota pada pekan sebelumnya.
Menanggapi hal ini, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, menyatakan Bulog ditugaskan mempercepat penyaluran beras Stabilisasi Harga Pangan dan Pasokan (SPHP), khususnya di wilayah terdampak.
“Salah satunya tadi disampaikan 214 kabupaten dan kota akan diintervensi oleh Bulog secara spesifik,” kata Arief di Kantor Perum Bulog, seperti diberitakan kontan.co.id, Selasa (2/9/2025).
Beberapa wilayah tercatat mengalami kenaikan beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Arief menekankan, penyaluran SPHP secara masif dengan harga Rp12.500/kg diharapkan menurunkan harga di pasaran.
“Jadi harusnya bisa nggandoli gitu ya, makanya kita akan penuhi saja,” ujarnya.
Meski terjadi kenaikan di sejumlah daerah, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebut inflasi beras telah menurun dibandingkan Juli 2025.
“Inflasi berasnya sendiri sebesar 0,73% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini pun tingkat inflasi berasnya sudah relatif lebih rendah dibandingkan Juli. Artinya, tekanan inflasi dari komoditas-komoditas ini sudah relatif menurun,” kata Amalia saat rapat inflasi daerah di Kemendagri, Jakarta Pusat, Selasa (2/9/2025).
BPS mencatat harga beras zona 1 naik 1,05% dibanding Juli 2025.
Harga beras kualitas medium tercatat Rp13.998/kg, naik dari Rp13.853/kg, sementara HET beras medium Rp13.500/kg.
Harga beras premium rata-rata nasional naik 0,80%, menjadi Rp15.432/kg dari sebelumnya Rp15.310/kg, sementara HET beras premium Rp14.900/kg.(*)
Comment