RETAS.News, Makassar – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan pentingnya guru sebagai pilar utama dalam mewujudkan transformasi pendidikan. Hal ini disampaikan saat menerima audiensi jajaran STIE Ciputra Makassar di Kantor Balaikota Makassar, Selasa (23/09/2025).
Audiensi dipimpin Chairman UC Makassar, Tony Antonio, yang menyampaikan undangan bagi Wali Kota untuk hadir sekaligus memberikan sambutan dalam acara wisuda STIE Ciputra pada Sabtu, 27 September mendatang.
Pihak kampus berharap Munafri dapat berbagi pengalaman sekaligus menyampaikan orasi ilmiah kepada para wisudawan.
Munafri menyambut baik undangan tersebut, menekankan bahwa momentum akademik seperti wisuda tidak sekadar seremoni, tetapi juga menjadi ruang dialog tentang arah pendidikan ke depan.
Ia menegaskan perlunya persiapan serius bagi calon guru agar dunia pendidikan mampu mencetak generasi unggul.
“Kalau ingin pendidikan kita maju, titik awalnya adalah guru. Jangan mimpi menghasilkan anak-anak berkualitas jika gurunya tidak dipersiapkan dengan baik,” tegas Munafri.
Munafri menambahkan, profesi guru harus mendapatkan penghargaan setara profesi lain, seperti pegawai BUMN, yang diminati karena standar gaji dan insentifnya jelas.
Dengan perlakuan yang layak, profesi guru akan menarik minat generasi muda terbaik untuk mengabdikan diri.
Lebih jauh, Munafri mengajak institusi pendidikan tinggi, termasuk Universitas Ciputra, memberi perhatian khusus pada penguatan kualitas guru.
Sebagian sumber daya kampus sebaiknya dialokasikan untuk peningkatan kapasitas tenaga pendidik maupun mahasiswa yang akan berkarier sebagai guru.
“Generasi guru harus dipersiapkan sejak awal, minimal lima tahun sebelumnya. Itu akan menentukan kualitas pendidikan kita,” jelasnya.
Pemerintah Kota Makassar juga menunjukkan perhatian nyata terhadap guru di wilayah kepulauan. Munafri menilai, tantangan yang dihadapi guru di pulau berbeda dibandingkan di perkotaan, mulai dari akses transportasi, sarana prasarana, hingga biaya hidup.
Karena itu, insentif dan perlakuan khusus diberikan agar tenaga pendidik tetap termotivasi dan bisa fokus mendidik.
“Guru di pulau tidak bisa disamakan dengan guru di kota. Karena itu, pemerintah memberikan insentif yang berbeda,” ujarnya.(*)
Comment