Pemkot Makassar Alokasikan 50 Persen Anggaran Belanja Daerah untuk Produk UMKM

Sumber Foto: Humas Pemkot – Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, mengunjungi stan UMKM bersama seorang mahasiswa saat acara Youthpreneur Fest 2025 di Auditorium Al Jibra Universitas Muslim Indonesia (UMI), Makassar, Senin, (22/9/2025).

RETAS.News, Makassar – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menegaskan komitmennya mendorong pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai motor penggerak ekonomi daerah.

Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menyatakan dukungan terhadap pengusaha lokal menjadi prioritas utama kebijakan pemerintah kota.

Pemkot bahkan telah mengalokasikan 50 persen anggaran belanja daerah untuk produk-produk UMKM lokal.

Pernyataan tersebut disampaikan Munafri saat menjadi pembicara utama dalam Youthpreneur Fest 2025, yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa Kewirausahaan (UKM-K) di Auditorium Al Jibra Universitas Muslim Indonesia (UMI), Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Senin (22/9/2025).

Acara bertema “Menjawab Kebutuhan Kewirausahaan Zaman Now yang Inklusif, Bermanfaat, dan Berbasis Teknologi” ini diikuti ratusan mahasiswa.

Munafri mengajak generasi muda untuk memandang UMKM sebagai penggerak utama perekonomian. Ia menekankan pentingnya riset pasar, perencanaan modal, kemitraan, serta inovasi dalam menjalankan usaha.

“Kadang kita hanya melihat teman sukses jual pisang goreng, lalu ikut berjualan. Padahal pasarnya jenuh, terjadi perang harga, dan usaha sulit bertahan. Riset pasar adalah langkah pertama yang tak boleh diabaikan,” jelasnya.

Selain itu, Munafri menyoroti pentingnya ketersediaan bahan baku, pengelolaan biaya tenaga kerja, serta pemanfaatan fasilitas perbankan untuk mendukung keberlanjutan usaha.

Pemerintah kota berperan sebagai fasilitator, mulai dari regulasi berpihak hingga kemudahan perizinan dan akses permodalan. Infrastruktur pasar yang mudah dijangkau juga disiapkan untuk mendukung pelaku UMKM.

Munafri mencontohkan kisah sukses UMKM Makassar yang awalnya bermodal kecil, namun kini menembus pasar nasional.

Ia juga mengingatkan mahasiswa agar setiap fakultas memiliki unit UMKM sendiri sebagai laboratorium wirausaha, memanfaatkan kampus sebagai pasar uji coba sebelum masuk inkubasi bisnis Pemkot Makassar.

Menutup pemaparannya, Munafri menekankan bahwa perjalanan menjadi pengusaha penuh tantangan. “Menjadi pengusaha itu seperti menempuh jalan berliku, penuh tanjakan dan batu. Tidak ada kesuksesan instan. Semua butuh proses, kegagalan, dan pembelajaran,” tandasnya.(*)

Comment