RETAS.News, Mamuju — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat (Sulbar) melalui Dinas Ketahanan Pangan (Distapang) Sulbar kembali menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di halaman Kantor Gubernur Sulbar, Jl. Abdul Malik Pattana Endeng, Mamuju, Senin, (8/9/2025).
Pasar murah ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti arahan Gubernur Sulbar Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga dalam upaya menjaga inflasi daerah tetap terkendali.
Kepala Distapang Sulbar, Abdul Waris Bestari, mengatakan kegiatan tersebut bertujuan mendekatkan pasar ke masyarakat sekaligus menjaga stabilitas harga pangan.
“Kami bekerja sama dengan Bulog dan Bank Indonesia dalam pelaksanaan gerakan pangan murah ini. Salah satu tujuannya adalah stabilisasi harga komoditas pangan yang berdampak pada inflasi,” ujar Waris.
Ia menambahkan, upaya ini telah menunjukkan hasil positif. Inflasi Sulbar yang sebelumnya berada di peringkat ke-36 dari 38 provinsi kini bergeser ke peringkat ke-30.
“Memang harga beras lima bulan terakhir sempat mengalami kenaikan. Namun, sedikit demi sedikit sudah mulai turun meski belum drastis. Beras medium turun sekitar 5 persen, demikian pula beras premium juga mengalami penurunan,” jelasnya.
Penurunan harga beras tersebut turut dipengaruhi distribusi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) oleh Perum Bulog.
“Beras SPHP dari Bulog ini bukan hanya didistribusikan di pasar atau RPK (Rumah Pangan Kita) binaan Bulog, tetapi juga disalurkan aparat kepolisian dan TNI hingga ke tingkat desa. Harapannya, harga beras semakin turun,” imbuhnya.
Pemerintah menargetkan penyaluran beras SPHP secara nasional hingga Desember mencapai 1,3 juta ton. Saat ini, sekitar 300 ribu ton telah tersalurkan.
“Mudah-mudahan Bulog tetap menyerap gabah dari masyarakat, sementara penyaluran beras SPHP terus berjalan,” harap Waris.
Selain beras, stok komoditas lain di Bulog juga mencukupi. Contohnya di Polman tersedia sekitar 19 ribu ton, dan di gudang Bulog Mamuju sekitar 4 ribu ton lebih.
Harga komoditas pangan seperti bawang dan cabai relatif stabil, sementara telur sempat mengalami sedikit kenaikan karena momentum Maulid Nabi. Namun, GPM memberikan harga lebih rendah dibanding harga pasar.
“Sesuai arahan Bapak Gubernur, ada dispensasi harga sekitar 20–30 persen, baik untuk beras medium maupun telur. Jadi, gerakan pangan murah yang kami lakukan ini benar-benar membantu masyarakat,” tutup Waris.(*)
Comment