Tragedi 29 Agustus, Eks Aktivis PB HMI Peringatkan Bahaya Provokasi Politik

Istimewa : Eks Aktivis PB HMI, Irzan Polda.

Istimewa : Eks Aktivis PB HMI, Irzan Polda.

RETAS.News, Makassar – Tragedi maut dalam aksi unjuk rasa 29 Agustus 2025 meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Makassar.

Sejumlah kelompok yang mengatasnamakan suara rakyat bertindak anarkis, membakar kantor DPRD Kota dan DPRD Provinsi, merusak pos polisi, hingga menyerang aset milik swasta.

Aksi brutal itu bukan hanya menghanguskan gedung dan harta benda, tetapi juga merenggut nyawa, menyisakan pilu, luka, dan duka mendalam, utamanya bagi keluarga korban.

Menurut analisis eks aktivis PB HMI, Irzan Polda, yang akrab disapa Deden, tragedi tersebut bukanlah peristiwa spontan.

Magister jebolan Universitas Negeri Jakarta ini menduga kuat aksi tersebut bagian dari sebuah grand design politik yang terstruktur, sistematis, dan masif.

Menurutnya, aksi anarkis yang memicu tragedi ini bukanlah pergerakan tanpa rencana. Pola dan arahnya, terdapat indikasi keterlibatan pihak tertentu, memanfaatkan situasi nasional untuk tujuan politik lebih besar.

“Gerakan politik ini dibungkus dengan isu nasional, seolah-olah aksi besar ini diarahkan ke satu titik tertentu yang sudah disiapkan jauh hari sebelumnya,” kata Deden.

Lebih lanjut, semula lahir dari aspirasi murni mahasiswa, perlahan digeser oleh kepentingan kelompok tertentu.

Ia menegaskan, perubahan arah ini terjadi secara sistematis, membuat gerakan yang tadinya damai berbalik menjadi rusuh dan destruktif.

“Awalnya, gerakan mahasiswa menyuarakan aspirasi secara damai, namun berubah menjadi anarkis dan sporadis karena disusupi kelompok-kelompok berkepentingan yang ingin mendiskreditkan pemerintah,” lanjutnya.

Deden juga menyoroti adanya tanda-tanda kekacauan bukan sekadar aksi spontan, melainkan mengarah pada upaya untuk mengancam keselamatan pejabat daerah.

“Alhamdulillah, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar berhasil diselamatkan dari kobaran api yang melahap kantor DPRD Kota Makassar,” katanya.

Ia pun mendesak aparat kepolisian segera mengungkap, menangkap, dan mengadili otak intelektual di balik tragedi tersebut.

Juga mengimbau seluruh masyarakat Makassar agar tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin mengacaukan kondusivitas kota.

“Mari kita bersama-sama melawan para provokator. Kota ini adalah rumah kita, jangan biarkan Makassar dirusak oleh kepentingan segelintir orang, jagai makassarta,” tegasnya.(*)

Comment