Lansia & Gaya Hidup Modern Picu Beban Rp37 Triliun BPJS

finansial.bisnis.com, Pegawai melayani peserta BPJS Kesehatan di Jakarta, Senin (13/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

finansial.bisnis.com, Pegawai melayani peserta BPJS Kesehatan di Jakarta, Senin (13/7/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

RETAS.News, Jakarta – BPJS Kesehatan menanggung sejumlah penyakit dengan biaya pengobatan yang sangat tinggi. Penyakit katastropik masih menjadi penyebab utama menyerap anggaran terbesar.

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Prof. Ali Ghufron Mukti, menyebutkan, sepanjang 2024, pembiayaan untuk penyakit katastropik mencapai sekitar Rp37 triliun. Beban terbesar berasal dari penyakit jantung, diikuti kanker.

“Pertama itu penyakit yang paling banyak jantung, kedua itu kanker,” ujar Ali, dikutip dari cnbcindonesia.com, Senin (18/8/2025).

Selain itu, penyakit gagal ginjal dan kebutuhan cuci darah juga termasuk yang paling membebani BPJS Kesehatan.

Mayoritas pasien berasal dari kelompok lanjut usia (lansia), yang jumlahnya saat ini tercatat sekitar 28 juta orang.

Populasi lansia diperkirakan terus bertambah, sehingga potensi munculnya penyakit katastropik juga meningkat.

Prof. Ali Ghufron menambahkan, pembiayaan untuk pemeriksaan medis menjadi tanggung jawab BPJS Kesehatan.

Oleh karena itu, program skrining kesehatan digelar secara rutin untuk mendorong masyarakat hidup lebih sehat dan mencegah penyakit sejak dini.

Selain faktor usia, gaya hidup modern seperti pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan tingginya tingkat stres disebut juga mempercepat munculnya penyakit berat.

Para ahli kesehatan menekankan, upaya pencegahan sejak dini jauh lebih efektif dan lebih hemat dibandingkan pengobatan ketika penyakit sudah parah.

Berikut 8 penyakit dengan biaya tinggi yang ditanggung BPJS Kesehatan saat ini:

  1. Jantung: 22.550.047 kasus, pengeluaran Rp19,25 triliun
  2. Kanker: 4.240.719 kasus, pengeluaran Rp6,49 triliun
  3. Stroke: 3.899.305 kasus, pengeluaran Rp5,82 triliun
  4. Gagal ginjal: 1.448.406 kasus, pengeluaran Rp2,76 triliun
  5. Haemophilia: 131.639 kasus, pengeluaran Rp1,11 triliun
  6. Thalassaemia: 353.226 kasus, pengeluaran Rp794,46 miliar
  7. Leukemia: 168.351 kasus, pengeluaran Rp599,91 miliar
  8. Sirosis hepatis: 248.373 kasus, pengeluaran Rp463,52 miliar

Para ahli kesehatan menekankan pentingnya skrining rutin dan pola hidup sehat, terutama bagi lansia, agar potensi penyakit katastropik dapat ditekan dan beban BPJS Kesehatan bisa lebih terkendali.(*)

Comment