Jalani PKA 2025, Pejabat BPKPD Sulbar Dalami Manajemen Kinerja

Jufrisal Palimbuan (tengah) dan Andi Kustia Hatta (kanan), dua pejabat administrator BPKPD Sulbar yang mengikuti PKA Angkatan I Tahun 2025, saat kegiatan berlangsung di Kampus BPSDMD Sulbar, Kalukku, Senin, (18/8/2025).

Jufrisal Palimbuan (tengah) dan Andi Kustia Hatta (kanan), dua pejabat administrator BPKPD Sulbar yang mengikuti PKA Angkatan I Tahun 2025, saat kegiatan berlangsung di Kampus BPSDMD Sulbar, Kalukku, Senin, (18/8/2025).

RETAS.News, Mamuju – Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Provinsi Sulawesi Barat mengutus dua pejabat administrator untuk mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan I Tahun 2025, Senin, (18/8/2025).

Langkah ini sebagai bagian dari upaya membentuk aparatur yang kompeten dan berkarakter.

PKA berlangsung sejak 7–25 Agustus 2025, diselenggarakan oleh BPSDMD Sulbar bekerja sama dengan Pusat Pembelajaran dan Strategi Kebijakan Manajemen Pemerintahan LAN RI Makassar di Kampus BPSDMD Sulbar, Kalukku.

Program ini sejalan dengan implementasi Panca Daya Pembangunan Sulbar yang digagas Gubernur Suhardi Duka bersama wakilnya Salim S. Mengga, dengan titik tekan pada peningkatan kualitas SDM, pembentukan karakter, serta penguatan tata kelola pemerintahan yang akuntabel.

Dua pejabat dari BPKPD Sulbar yang ikut ambil bagian yaitu Jufrisal Palimbuan, Kepala UPTD PPRD Kabupaten Mamuju, dan A. Kustia Hatta, Kepala Bidang Penatausahaan dan Kas Daerah.

Keduanya bergabung bersama 40 pejabat administrator dari berbagai OPD Pemprov Sulbar untuk menunjukkan kapasitas, inovasi, dan kepemimpinan di hadapan fasilitator serta tim penguji.

Kepala BPKPD Sulbar, Mohammad Ali Chandra, menyampaikan harapannya agar pelatihan ini melahirkan terobosan dalam pengelolaan keuangan dan pendapatan daerah.

“Kami berharap para peserta mampu menghasilkan gagasan baru yang aplikatif sehingga memperkuat kinerja BPKPD dan mendukung pembangunan Sulbar yang maju serta sejahtera,” ujarnya.

Saat ini pelatihan memasuki agenda ketiga, Manajemen Kinerja, di mana peserta dibekali kemampuan mengelola, mengukur, dan meningkatkan performa organisasi.

Melalui metode blended learning (tatap muka dan daring), mereka didorong memahami kepemimpinan adaptif sesuai tuntutan birokrasi modern.

Salah satu peserta, Jufrisal Palimbuan, menuturkan bahwa materi pelatihan semakin menantang seiring berjalannya waktu, khususnya pada aspek manajemen kinerja.

Ia menilai, seorang administrator tidak cukup hanya berperan sebagai pemimpin formal, tetapi juga dituntut mampu menggerakkan tim agar mencapai target yang jelas dan terukur.

“Memasuki pekan ketiga, materi semakin menantang, terutama pada aspek manajemen kinerja. Kami belajar bahwa seorang administrator bukan hanya memimpin, tapi juga harus mampu menggerakkan tim mencapai target yang terukur,” tandasnya.(*)

Comment