RETAS.News, Mamuju – Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Sulawesi Barat menilai penetapan Indikasi Geografis (IG) Kopi Arabika Mamasa penting untuk memperkuat daya saing produk lokal.
Kepala Bidang Riset dan Inovasi Daerah Bapperida Sulbar Muh. Saleh mengatakan, IG menjadi pengakuan resmi atas kualitas khas kopi Mamasa yang melekat pada daerah asalnya.
“Kopi Mamasa bukan sekadar kopi, tetapi kopi yang memiliki identitas geografis yang diakui secara hukum,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).
Disampaikan, penetapan IG akan memberi nilai tambah, memperluas pasar, dan mendorong pengembangan ekonomi berbasis potensi lokal, sejalan dengan tema RKPD Mamasa 2026.
Sementara itu, Kepala Bidang PPEPD Bappeda Mamasa, Ratu memaparkan, pertumbuhan ekonomi Mamasa pada 2024 hanya 3,26 persen, turun 0,1 persen dibanding 2023.
Meski angka kemiskinan menurun dalam tiga tahun terakhir, jumlah penduduk miskin masih 23.610 jiwa atau 14,20 persen dari total penduduk.
Tantangan utamanya meliputi kemiskinan tinggi, rendahnya kualitas SDM, dan tata kelola pemerintahan yang belum optimal.
Untuk menjawab tantangan itu, dijelaskan prioritas pembangunan 2026 meliputi peningkatan produktivitas sektor unggulan, pembangunan konektivitas antarwilayah, percepatan penanggulangan kemiskinan, serta penguatan tata kelola dan layanan publik.
Secara terpisah, Kepala Bapperida Sulbar Junda Maulana menyampaikan bahwa arah kebijakan pembangunan Sulbar di bawah Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga mengedepankan sinergi lintas daerah dan sektor.
“Diharapkan dengan adanya fasilitasi ini, penyusunan RKPD 2026 Kabupaten Mamasa dapat terarah, terukur, dan efektif dalam menjawab tantangan pembangunan daerah,” ujarnya.(*)
Comment