RETAS.News, Mamuju – Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Pemprov Sulbar) terus memperkuat fondasi pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dengan fokus pada peningkatan kapasitas pelaku usaha.
Salah satu langkah nyata adalah penyelenggaraan Pelatihan Manajemen Operasional Bisnis yang digelar selama dua hari, 12–13 Agustus 2025, di sebuah warkop di Mamuju.
Kegiatan ini terlaksana berkat kolaborasi Dinas Koperasi, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskoperindag) Sulbarbersama BPSDM Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Makassar, serta didukung oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulbar.
Pelatihan ini menjadi bagian dari program Quick Wins “Sulbar Berdaya”, sebagai wujud komitmen kepemimpinan Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S. Mengga (SDK–JSM) dalam mendorong pemberdayaan UMKM secara berkelanjutan.
Aplikasi SIAPIK dan Strategi Memasuki E-Commerce
Pada sesi pembukaan, Agus Lahmudin, Konsultan UMKM BI Sulbar, memperkenalkan Aplikasi SIAPIK—platform pencatatan keuangan digital yang membantu pelaku usaha menjaga transparansi, menyusun laporan keuangan, sekaligus mempermudah akses pembiayaan dari perbankan.
Sementara itu, Muh. Rusdin, Mentor UMKM Diskoperindag Sulbar, mengajak peserta memahami urgensi bergabung (onboarding) ke ekosistem digital.
Menurutnya, transformasi digital menjadi gerbang utama bagi UMKM untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan efisiensi operasional di era persaingan modern.
Materi e-commerce dibawakan oleh Sulbianma Tandilingtin dari BPSDM Komdigi Makassar, yang menguraikan strategi pemasaran daring, pemanfaatan marketplace, serta cara membangun merek UMKM agar tetap kompetitif di era digital.
Pada hari kedua, Tim BI Sulbar memaparkan pemanfaatan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) sebagai metode pembayaran digital yang dinilai memudahkan transaksi dan memperluas inklusi keuangan pelaku UMKM.
Selain itu, peserta mendapat pembekalan terkait perlindungan konsumen dalam transaksi digital, termasuk pemahaman hak dan kewajiban pelaku usaha untuk menghindari sengketa dengan pelanggan.
Kegiatan pelatihan diakhiri dengan simulasi, diskusi interaktif, serta penyusunan rencana tindak lanjut oleh para peserta.
Pelaku UMKM didorong mengimplementasikan pengetahuan yang diperoleh, mulai dari perencanaan produksi, pengelolaan rantai pasok, hingga strategi pemasaran.
Ketiga instansi penyelenggara menegaskan komitmen mereka untuk memberikan pendampingan berkelanjutan bagi UMKM Sulbar melalui program lanjutan, seperti pelatihan teknis dan fasilitasi akses pembiayaan.
Dengan adanya pelatihan ini, UMKM diharapkan semakin siap menghadapi tantangan digital, meningkatkan pendapatan, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.(*)
Comment