RETAS.News MAKASSAR — Pemerintah Kota Makassar bersama Universitas Hasanuddin (Unhas) memperkuat kerja sama strategis dalam mendukung pembangunan berbasis riset, khususnya di wilayah kepulauan.
Kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, dan Rektor Unhas, Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, di Kampus Unhas, Tamalanrea, Senin (tanggal tidak disebutkan).
Wali Kota Makassar menegaskan bahwa kolaborasi ini merupakan langkah nyata dalam menjawab tantangan pembangunan, terutama di daerah pesisir dan kepulauan. Ia menekankan perlunya pendekatan ilmiah dalam merumuskan kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan.
“Kesepakatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan bentuk komitmen bersama dalam menyelesaikan persoalan nyata, baik di darat maupun di pulau,” kata Munafri.
Ruang lingkup kerja sama mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia, penataan wilayah kepulauan, penanganan banjir, hingga pembangunan infrastruktur strategis. Sebagai tindak lanjut, kedua pihak berencana melakukan kunjungan langsung ke pulau-pulau di Kota Makassar untuk merumuskan solusi berbasis riset.
Dalam pertemuan tersebut, Munafri juga menyoroti tantangan lain seperti pengelolaan sampah yang mencapai 1.000–1.300 ton per hari, dominan dari jenis organik. Ia menekankan pentingnya dukungan akademik dari Unhas dalam pengembangan teknologi dan perencanaan berbasis data.
Selain itu, Pemkot juga tengah merancang pengembangan kawasan Untia, yang dikenal sebagai daerah nelayan. Rencananya, kawasan ini akan disulap menjadi pusat pertumbuhan baru dengan pembangunan stadion, penguatan sektor ekonomi, serta penyediaan fasilitas publik.
Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa, menyambut baik kolaborasi ini dan menegaskan kesiapan pihaknya sebagai mitra strategis Pemkot Makassar. Ia menyatakan, sinergi antara pemerintah dan perguruan tinggi harus diwujudkan dalam bentuk aksi konkret, bukan sekadar kedekatan lokasi atau seremoni.
“Unhas harus hadir lebih dekat secara tindakan. Wilayah kepulauan butuh solusi nyata, bukan hanya simpati,” ujarnya.
Guru Besar Ilmu Kelautan itu juga mengungkapkan bahwa Unhas bersama mitra dari Jepang tengah mengembangkan teknologi cold storage bertenaga surya untuk menjaga kualitas hasil tangkapan nelayan, guna meningkatkan daya saing produk laut di pasar ekspor.
Ia menambahkan, peran Unhas juga diperlukan dalam menangani persoalan sosial di sekitar kampus seperti akses jalan, ketenagakerjaan, dan layanan kesehatan. Menurutnya, kampus harus menjadi laboratorium hidup yang hadir langsung memberi dampak bagi masyarakat sekitar.
Prof. Jamaluddin turut menegaskan bahwa Makassar memiliki potensi sebagai laboratorium penerapan hasil-hasil riset, terutama karena kompleksitas dan tantangan khas kota besar. Oleh karena itu, menurutnya, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri harus diakselerasi.
“Makassar sangat strategis sebagai titik awal transformasi kawasan Indonesia Timur. Unhas berkomitmen untuk terus menjadi penggerak perubahan di daerah ini,” katanya.
Ia berharap sinergi antara Unhas dan Pemkot Makassar dapat terus ditingkatkan, tidak hanya dari sisi kebijakan, tetapi juga implementasi program yang memberi dampak langsung ke masyarakat.
“Kolaborasi ini harus terus bergerak dan berkembang. Tidak perlu menunggu sempurna, yang penting ada aksi nyata dan terus evaluasi,” pungkasnya.
Comment