Retas.News, Lombok Tengah, — Usai meninjau aktivitas ekonomi masyarakat di Pasar Tradisional Kebon Roek, Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka melanjutkan kunjungan kerjanya ke Desa Adat Sade, salah satu destinasi wisata budaya yang merepresentasikan kearifan lokal Suku Sasak di Pulau Lombok. (02/05/2025)
Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda pemerintah pusat untuk mendorong penguatan sektor pariwisata berbasis budaya dan pemberdayaan UMKM, sekaligus menyerap aspirasi masyarakat lokal secara langsung. Desa Sade yang terletak di Desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), telah lama dikenal sebagai desa wisata ikonik yang menjaga warisan budaya leluhur.
Didampingi oleh Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal dan pemandu lokal Sanah Ardinata, Wapres menyusuri kawasan permukiman adat yang dikenal sebagai Balai Adat Gonong Rata. Rumah-rumah tradisional di desa ini memiliki ciri khas unik, yakni bagian depan rumah yang dibuat rendah. Menurut penuturan Talib, Koordinator Pemandu Wisata Desa Sade, desain tersebut mencerminkan filosofi kerendahan hati dan penghormatan kepada pemilik rumah.
“Dalam keseharian, kami menyebutnya Balai Tani, karena sebagian besar warga di sini bekerja sebagai petani. Filosofinya adalah, setiap orang yang masuk harus menunduk, sebagai bentuk hormat,” jelas Talib
Selain mengapresiasi arsitektur tradisional, Wapres juga menyempatkan diri berinteraksi dengan para perajin tenun, yang sedang memintal benang kapas menjadi kain tradisional khas Sasak, seperti songke, ragi genap, dan tampu kemalu. Tenun ini tidak hanya menjadi simbol identitas budaya, tetapi juga menjadi sumber penghidupan utama masyarakat setempat. Dalam kesempatan tersebut, Wapres berdialog dengan perajin dan menyampaikan pentingnya dukungan terhadap pelaku UMKM agar mampu bersaing di pasar nasional maupun internasional.
Wapres juga mengunjungi salah satu titik wisata unik di Desa Sade yang dikenal sebagai Pohon Cinta, sebuah lokasi yang sering dijadikan bagian dari paket wisata edukatif. Lokasi ini memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi wisatawan muda dan pasangan yang ingin mengenal budaya Sasak lebih dekat.Sebagai informasi, Desa Adat Sade telah dikenal sebagai desa wisata sejak tahun 1982, dan resmi diakui oleh Kementerian Pariwisata pada 1993.
Menurut Talib, jumlah wisatawan meningkat signifikan saat musim liburan, terutama dari mancanegara, seperti Spanyol, Italia, Belanda, dan Prancis. Beberapa turis asing bahkan merasa beruntung dapat bertemu langsung dan berfoto bersama Wapres Gibran, seperti yang dirasakan oleh pasangan wisatawan asal Prancis, Philippe dan Elisabeth Tretiack.Dalam pernyataannya, Wapres menegaskan bahwa kunjungan ini merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk mempercepat pembangunan kawasan pariwisata prioritas, sebagaimana diarahkan oleh Presiden Prabowo Subianto, salah satunya di wilayah Pulau Lombok. Gibran menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan nasional dan kebutuhan lokal, guna menciptakan pemerataan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.“Kita ingin budaya dan tradisi lokal tetap terjaga, sambil juga mendorong peningkatan ekonomi melalui pariwisata yang melibatkan masyarakat. Potensi seperti yang kita lihat di Desa Sade ini harus terus kita dukung,” ujar Wapres.
Kunjungan Wakil Presiden ke Desa Sade menjadi simbol perhatian pemerintah pusat terhadap pelestarian budaya daerah, serta semangat untuk mendorong masyarakat lokal agar tetap menjaga identitas budaya sekaligus menjadi aktor utama dalam pengembangan pariwisata yang berkeadilan.
Comment