Penerbangan Sepi, Dua Rute Bandara Toraja Ditutup; Pemkab Siapkan Subsidi Agar Kembali Beroperasi

TANA TORAJA — Aktivitas penerbangan di Bandara Toraja, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, kian menurun setelah dua rute penerbangan utama, yakni Toraja–Makassar dan Toraja–Manado, dihentikan operasionalnya oleh pihak maskapai Wings Air. Penutupan ini dilakukan akibat rendahnya okupansi penumpang pada kedua rute tersebut. (23/07/2025)

Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Toraja, Markus Banne Padang, menjelaskan bahwa saat ini hanya dua rute yang masih aktif, yaitu Seko–Toraja dan Toraja–Balikpapan. Namun, rute Toraja–Balikpapan sedang dalam masa perawatan dan direncanakan kembali beroperasi pada Agustus mendatang.
“Penerbangan ke Makassar dan Manado sudah resmi dihentikan berdasarkan surat dari pihak maskapai. Kami berharap ke depan bisa kembali beroperasi,” ujar Markus kepada detikSulsel, Rabu (23/7/2025).

Rute Toraja–Manado ditutup lebih awal sejak awal Juli 2025, hanya dua pekan setelah penerbangan perdana dilakukan pada 7 Juli. Wings Air melayani rute ini dua kali seminggu, setiap Senin dan Jumat, dengan pesawat ATR 72-600, dan mampu memangkas waktu tempuh menjadi sekitar 100 menit.

Namun, berdasarkan evaluasi maskapai, rendahnya minat penumpang serta pertimbangan efisiensi operasional menjadi alasan utama penghentian layanan.

“Evaluasi berkala mencakup permintaan penumpang dan efisiensi rute. Penghentian operasional berlaku sejak 18 Juli,” kata Corporate Communications Strategic Wings Air, Danang Mandala Prihantoro.Sementara itu, rute Toraja–Makassar juga dihentikan sejak Juli akibat rendahnya keterisian penumpang dan harga tiket yang dianggap mahal, berkisar Rp 1,3 juta. “Warga menyampaikan keluhan soal harga tiket. Ini jadi tantangan tersendiri,” tambah Markus.

Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kabupaten Tana Toraja menyatakan siap memberikan subsidi untuk mendukung operasional rute Toraja–Makassar. Bupati Tana Toraja, Zadrak Tombeg, mengatakan pihaknya telah bersurat kepada Wings Air untuk menyampaikan kesiapan anggaran subsidi yang akan diakomodasi dalam APBD Perubahan 2025.

“Subsidi ini mencakup sejumlah komponen biaya operasional, seperti avtur, landing fee, biaya parkir pesawat, airport tax, dan layanan check-in,” jelas Zadrak, Kamis (24/7).Zadrak menilai konektivitas udara sangat penting dalam mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dan ekonomi di daerah. “Kami berharap rute ini bisa kembali berjalan untuk mendongkrak pariwisata dan konektivitas antarwilayah,” ujarnya.

Dukungan serupa juga disampaikan oleh Anggota DPR RI Frederik Kalalembang. Ia mengaku telah menemui pemilik Lion Group sekaligus Wakil Ketua MPR RI, Rusdi Kirana, untuk membicarakan kemungkinan pembukaan kembali rute Toraja–Makassar.

Menurut Frederik, Rusdi Kirana mengeluhkan sepinya penumpang dan tingginya biaya operasional, termasuk selisih harga avtur yang mencapai Rp 2.000 lebih mahal di Toraja dibandingkan di Makassar. “Ini harus disoroti karena mempengaruhi harga tiket. Kalau harga bisa ditekan, mungkin maskapai bisa kembali membuka rute ini,” kata Frederik.

Pihak maskapai sendiri menyatakan masih membuka peluang untuk membuka kembali rute-rute tersebut, tergantung pada hasil evaluasi dan potensi pasar ke depan.

Comment