Bahan Baku Parfum Mewah Dunia Ternyata Berasal dari Indonesia

RETAS.News – Tak banyak yang tahu bahwa beberapa bahan dasar parfum mewah dunia berasal dari Indonesia, tepatnya dari wilayah Sumatera. Dua bahan utama tersebut adalah patchouli—dikenal di dalam negeri sebagai nilam—dan benzoin atau kemenyan. Aroma khas yang hangat, manis, dan bernuansa tanah (earthy) dari kedua bahan ini menjadi andalan berbagai rumah mode ternama seperti Dior, Guerlain, hingga Tom Ford.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan kekayaan sumber daya alami untuk industri wewangian. Patchouli dan benzoin asal Indonesia bahkan dianggap memiliki kualitas terbaik dan menjadi komoditas unggulan di pasar global.

“Patchouli dan benzoin dari Indonesia sudah sering digunakan oleh para perfumer internasional. Saya sendiri baru menyadari bahwa patchouli yang digunakan berasal dari Aceh saat belajar parfum di Prancis,” ujar Divanda Gitadesiani, seorang peracik parfum sekaligus pengajar di workshop parfum Klei Studio. (18/7/2025).

Menurut Divanda, patchouli asal Aceh kini semakin sulit ditemukan, membuat harganya melonjak tinggi. “Patchouli dari Aceh memang istimewa, bahkan lebih diminati dibanding produksi dari India. Sayangnya, kini mulai langka,” jelasnya.

Meski nilam juga tumbuh di wilayah Jawa dan Sulawesi, Divanda menilai patchouli dari Aceh memiliki karakter aroma yang unik dan lebih “crispy.”

Sementara itu, benzoin atau kemenyan juga menjadi bahan baku parfum yang tak kalah penting. Resin ini berasal dari pohon Styrax sumatrana, spesies endemik Sumatera. Dalam perdagangan internasional, kemenyan dikenal dengan nama benzoin dan dimanfaatkan dalam berbagai industri, mulai dari farmasi, pengawet makanan, kosmetik, hingga parfum.

“Dalam bentuk mentah, tekstur benzoin agak lengket seperti madu. Untuk digunakan dalam parfum, biasanya dilelehkan agar lebih cair dan mudah dicampur dengan bahan lain seperti minyak esensial,” jelas Divanda.

Benzoin memiliki aroma yang manis dengan sentuhan vanila dan nuansa sensual. “Karakter wanginya hangat, cocok untuk parfum beraroma bold, leathery, dan balsamik,” ujarnya. Divanda bahkan menciptakan parfum bernama Ambery Oudh yang menggabungkan aroma amber dan oudh dengan kesegaran citrus serta rempah.

“Wangi ini menciptakan kesan misterius, mewah, dan sophisticated, sangat pas untuk nuansa eksklusif,” tambahnya.

Adapun patchouli, menurut Divanda, memiliki aroma rempah yang hangat dan cocok digunakan pada parfum unisex. Ketika dipadukan dengan benzoin, hasilnya menjadi aroma yang kuat, pedas, dan khas Indonesia.

“Minyak nilam yang disimpan selama beberapa tahun menghasilkan aroma yang lebih manis dibandingkan dengan yang baru diekstrak. Perbedaan ini memberi karakter unik,” pungkasnya.

Comment